Versi Rapi
What You Get at Solo in One Single Day

Sabtu 16 Maret, Solo. Kalau Jogja punya slogan Never Ending Asia, Kota Solo ini pun juga punya julukan khas, yaitu The Spirit of Java.

Sebenarnya saya sendiri bingung mau ngapain di sini. Rencananya sih dari Semarang saya berencana langsung pulang ke Bali. Awalnya gara-gara malam sebelumnya ada newbie dari salah satu forum traveler yang saya ikuti yang ngajak naik ke Ijen Crater, tanggal 18 Maret. Seperti biasa, kalau newbie yang ngajak pasti mendadak. Trus itin, budget, dan lain-lainnya serba nggak jelas. Tiap ditanya ini-itunya, jawabnya "gampanglah nanti". Tapi  berhubung saya pulangnya melewati daerah Banyuwangi, ya sudahlah, nggak ada salahnya mampir dulu ke Ijen.

Dan karena masih ada 2 tanggal lagi sebelum tanggal 18, akhirnya saya putuskan untuk ke Solo dulu, yang notabene cuma 12 ribu rupiah dari Semarang dengan Bus Ekonomi AC. Dan begitulah, hari ke 9 ini saya habiskan berkeliling-keliling Kota Solo.

Okay, these are all i get.
(Dan lagi-lagi, sebagian gambarnya nyolong di Wikipedia sama Yogyes.)

0. Lokasi Homestay, Kampung Batik Kauman
Hal pertama yang saya lakukan begitu sampai di Solo tentu saja mencari homestay, supaya saya bisa cepat-cepat menaruh backpack bawaan saya. Salah satu daerah pusat homestay dan penginapan murah di Solo adalah sekitaran Kemlayan, yaitu di persimpangan Jl. Doktor Radjiman dan Jl. Yos Sudarso. Memang daerah ini sudah terkenal dengan penginapan murahnya, bahkan bule-bule pun banyak yang menginap di daerah ini, karena letaknya yang strategis di tengah kota. Daerah ini berjarak sekitar 5 menit jalan kaki dari Pasar Klewer. 15 menit dari terminal dengan menggunakan becak. Dan 10 menit jalan kaki dari Jl Slamet Riyadi, jalan utama di kota ini. Tarifnya pun murah-murah. Rata-rata 80ribu ke bawah dengan kamar yang nyaman. Saya menginap di salah satu homestay di Jl Cakra. Mama homestay namanya, dengan tarif 60ribu semalam.





Kebetulan homestay yang saya tempati termasuk dalam wilayah Kampung Batik Kauman. Kampung ini adalah salah satu pusat batik di Kota Solo, dimana kita bisa menemui butik, galeri, dan toko batik di sepanjang jalan kecil itu. Suasana kampungnya pun nyaman, bersih, dan tertata rapi.


1. Pasar Klewer

Berjalan kaki 5 menit dari homestay, sampailah saya di Pasar Klewer. Pasar yang  legendaris ini merupakan pusat kulakan batik dan oleh-oleh di Kota Solo. Di sini saya beli beberapa baju 'instan' dua puluh ribuan, karena baju bersih saya sudah habis. Beli langsung pake, wkwk, gapapa lah darurat :p


2. Keraton Surakarta Hadiningrat


Keraton ini berada tepat di sebelah Pasar Klewer. Istana peninggalan jaman Kerajaan Mataram Islam ini sampai sekarang masih menjalankan adat-istiadat kesunanannya. Keraton dibuka untuk umum pada pukul 09:00 sampai 14:00 WIB pada hari Senin sampai Kamis. Sementara Sabtu dan Minggu buka pada pukul 09:00 sampai 13:00 WIB. Saya beruntung datang cukup pagi, sehingga dapat menyaksikan upacara pagi para prajurit istana.





Di sisi lain keraton ini terdapat museum yang berisi peninggalan-peninggalan kerajaan dari masa lalu.







3. Masjid Agung Solo



Masjid Agung Solo ini berada di depan Pasar Klewer. Masjid ini dibangun pada tahun 1763. Lagi-lagi, di sini kita bisa menikmati aroma khas arsitektur Jaman Penjajahan. Dengan tanah yang cukup luas dan dikelilingi oleh tembok besar setinggi lebih dari 3 meter, masuk ke kawasan ini serasa kembali hidup di jaman dulu. Kesan abad 18nya kerasa banget. Bangunan tuanya pun masih dirawat dengan rapi. Saya ingat waktu masih SD pernah ke sini (sekitar 15 tahun yang lalu), dan sampai sekarang rasa-rasanya nggak ada perubahan sama sekali, kecuali cat-cat dindingnya.



4. The House of Danar Hadi


 Nyolong dari Wikipedia

 The House of Danar Hadi, yang juga dikenal sebagai Museum Batik Danar Hadi terletak di Jl. Slamet Riyadi, sekitar 5 menit dari Kraton Surakarta Hadiningrat menggunakan becak. Museum ini adalah sebuah kompleks wisata heritage terpadu tentang batik, yang berisi koleksi-koleksi batik dari jaman dahulu hingga sekarang. Museum ini adalah museum batik terbesar di dunia loh. Jadwal buka museum ini adalah Hari Senin-Minggu pukul 09.00 sampai 16.30 WIB.

 
5. Taman Rekreasi Sriwedari

 dierah saking Wikipedia Basa Jawi

Sekitar 500 meter dari House of Danar Hadi, masih di Jl. Slamet Riyadi. Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman yang dibangun oleh Sultan Pakubuwono X. Pada awalnya, Taman Sriwedari ini digunakan sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan para keluarga kerajaan. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai beberapa fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa. Saya sendiri nggak masuk sampai ke dalam, karena kurang tertarik, cukup tau aja :D

6. Keraton Mangkunegaran

nyomot dari Wikipedia

Sekitar 500 meter di seberang The House of Danar Hadi, terdapat bangunan istana bernama Keraton Mangkunegaran. Iya, keraton lagi. Bedanya Keraton Mangkunegaran ini lebih kecil. Keraton ini dimiliki oleh keluarga kerajaan Mangunegara, yang memberontak dari Kasunanan Surakarta pada masa Perjanjian Giyanti oleh pemerintahan kolonial Belanda. Sayangnya saya nggak sempat masuk ke dalam Keraton ini, gara-gara membaca tips sesat di Foursquare yang bilang keraton ini lebih bagus dilihat pada malam hari karena cahaya lampu-lampunya yang cantik. Namun ketika saya datang ke keraton ini pada malam hari, ternyata sudah ditutup untuk umum -__-". Terpaksa saya memandangi bangunan ini dari luar saja.



7. Pasar Triwindu / Pasar Malam Ngarsopuro
Jika berjalan kaki dari arah Jl. Slamet Riyadi menuju ke Keraton Mangkunegaran, maka kita akan melewati sebuah pasar barang antik, Pasar Triwindu namanya. Di pasar ini kita bisa berburu barang-barang antik seperti lukisan, patung-patung, vas bunga dan gerabah, serta barang-barang antik lainnya. Kalaupun nggak ingin belanja, kita bisa berburu kuliner khas Kota Solo, atau sekedar berjalan-jalan melihat-lihat bangunan pasar yang dibuat seolah-olah seperti bangunan antik, menikmati suasana The Spirit of Java-nya kota ini. Memang daerah ini dirancang sebagai citywalk Kota Solo, tempat para wisatawan berjalan-jalan kaki menikmati suasana.


Pada saat malam minggu (dan kebetulan saya berada di sana pada malam minggu), sepanjang Jl. Diponegoro di depan Pasar Triwindu ini akan berubah menjadi Pasar Malam Ngarsopuro. Pasar ini dicetuskan oleh Jokowi, Walikota Solo pada saat itu, untuk menjadi lokalisasi para pedagang kaki lima. Di pasar ini kita dapat berbelanja suvenir-suvenir khas Kota Solo, menikmati kuliner, dan juga merupakan tempat berkumpulnya komunitas-komunitas anak muda Solo. Jika beruntung, kita dapat menyaksikan anak-anak muda Solo mengadakan pertunjukan musik, capoeira, dan seni budaya lainnya di sana.


Sabtu 16 Maret, Solo, malam hari. Sengaja hari ini sepanjang hari saya tidak membawa hp saya. Pulang-pulang ke penginapan, ngecek hp, beberapa pesan masuk, mengucapkan selamat ulang tahun. Tapi karena udah capek,  akhirnya nggak ada satupun yang saya balas. Padahal udah di-hidden di Facebook, tapi masih aja ada yang tau -___-.  Hehe, thanks for all, i really appreciate :D
Sunday, March 31, 2013
1 comment :