Versi Rapi
Ribetnya Transportasi dari Makassar ke Tanjung Bira

Pernah denger Tanjung Bira? Pernah lah yaa. Sebuah tanjung di ujung selatan Sulawesi,  yang terkenal dengan pasir pantainya yang selembut tepung. Sekitar 6 jam perjalanan darat dari Makassar. Waktu trip ke Makassar kemarin saya sempat mampir untuk sekedar ngecek apakah pasirnya bener-bener selembut itu.

Well, kalo ngomongin transportasi dari Makassar ke Tanjung Bira, bisa dibilang susah-susah gampang. Sebenarnya nggak susah mendapatkan transportasi umum ke arah Bira. Yang susah itu ngatur waktunya. Apalagi kalau flashpacking, alias trip yang nggak punya banyak waktu seperti saya. Rencananya kami berangkat sesore mungkin dari Makassar, jadi sampai di Bira tengah malam. Besok paginya eksplore daerah sana sebentar, kemudian siangnya langsung kembali ke Makassar lagi.

Secara umum sih ada 3 opsi transportasi untuk menuju ke Tanjung Bira.
Pertama, dengan menggunakan kendaraan pribadi, atau mobil sewaan. Yang ini paling praktis, tentunya. Selain lebih nyaman, waktu perjalanannya juga fleksibel, bisa berangkat kapan saja. Tarifnya berkisar antara 300-500ribu per mobil, tanpa bensin. Untuk rutenya gampang banget, tinggal mengikuti jalan poros sampai ke Bulukumba, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti jalan ke arah Bira. Hanya saja hati-hati kalau mau jalan malam, karena jalanan yang masih sepi dan rawan kriminalitas. Waktu paling tepat sih sekitar jam 3 pagi berangkat dari Makassar, karena lebih aman, nggak buang waktu, dan masih cukup pagi ketika sampai di Bira. Pilihan ini paling cocok untuk traveler yang punya rombongan banyak dan waktu yang mepet. Kalo naik motor sih nggak recomended ya, karena jaraknya yang jauh sekitar 200km dari Makassar, kondisi jalan yang nggak enak buat biker, dan juga pom bensin yang jarang-jarang.

Opsi kedua, bisa naik Bus tujuan Selayar. Ini juga lumayan praktis, karena bus ini berangkat dari Makassar dan menyberang ke Selayar lewat Pelabuhan Bira. Jadi bisa langsung turun di Bira. Waktu tempuhnya pun on time, karena memang bus harus mengejar kapal ferry ke Selayar. Jadi pasti tepat waktu. Sayangnya bus menuju Selayar punya jam operasional yang kurang bersahabat, yaitu cuma 1 kali sehari, dan berangkat pukul 10 pagi dari Terminal Malengkeri Makassar. Dengan jarak tempuh sekitar 5-6 jam, bisa dipastikan bakal buang waktu siang hari di jalan. Tarif busnya sendiri sekitar 70-100ribu. Untuk kalian yang punya banyak waktu sih pilihan ini yang paling mudah, murah, dan nyaman.

Opsi ketiga, naik angkutan umum plat kuning dari Makassar ke Bulukumba, dilanjutkan dengan pete-pete dari Bulukumba ke Bira. Angkutan umum ini sebenarnya mobil biasa yang dijadikan angkutan umum. Biasanya Xenia atau Avanza, dengan plat kuning. Jadi semacam travel tapi nggak pakai tiket gitu. Mobil-mobil plat kuning ini banyak mangkal di pinggir jalan sekitar Terminal Malengkeri, dari pagi sampai sore. Opsi ini paling cocok untuk solo traveler atau mereka yang rombongannya cuma 2 atau 3 orang, karena lebih murah daripada rental mobil sendiri. Sayangnya untuk plat kuning ini, jadwal berangkatnya rada goyang, karena akan ngetem menunggu penumpang sampai mobil penuh. Atau bakal sering berhenti di jalan, mencari penumpang. Dan lebih parah lagi, kalau penumpangnya dikit, bisa-bisa batal berangkat. Jadi kalau mau pilih opsi ini musti pinter-pinter berhitung dan ngatur waktu. Karena plat kuning ini biasanya cuma mengantar sampai Bulukumba, sedangkan pete-pete dari Bulukumba ke Bira diatas jam 4 sore sudah jarang. Estimasi perjalanan ke Bulukumba sendiri memakan waktu 5 jam. Efektifnya sih kita standby sepagi mungkin di Terminal Malengkeri, agar bisa ikut plat kuning pertama yang berangkat. Atau kalau nggak punya banyak waktu dan pengen jalan malam, bisa juga datang sekitar pukul 5 sore ke Terminal Malengkeri, dan pastikan kita naik plat kuning yang sopirnya asal Bira, jadi waktu sopirnya pulang ke rumah, bisa sekalian nebeng sampai Bira. Kalau nggak dapat plat kuning yang sopirnya asal Bira, bisa juga kita nego ke supir untuk mengantar sampai ke Bira, seperti yang saya lakukan kemarin. Untuk tarifnya, penduduk lokal biasanya cuma bayar 35-50ribu sampai Bulukumba. Tapi untuk wisatawan dapat harga 60 ribu sampai Bulukumba masih termasuk standar lah. Tergantung skill nawar, karena memang nggak ada tarif yang fix.

Sore itu, pulang dari rammang-rammang pukul 15:30, kami baru sampai di Terminal Malengkeri sekitar pukul 17:30, karena jalanan lumayan macet. Begitu sampai di depan terminal, kami langsung diserbu oleh para supir plat kuning yang menanyakan tujuan kami. Iya, di depan terminal banyak plat kuning yang berjejer menunggu penumpang. Bukan hanya tujuan Bulukumba, tapi juga daerah-daerah lain. Dengan cepat kami bilang,
"Mau ke Bira, ada supir yg rumahnya Bira gak?"
Ternyata nggak ada, sepertinya kami kesorean. Untungnya ada salah satu supir plat kuning yang bersedia mengantar sampai ke Bira, walau dengan tambahan ongkos yang lumayan. Yah, daripada nggak ada kepastian, akhirnya kami terima tawaran itu, 100 ribu per orang, dari Makassar sampai Pantai Tanjung Bira, dengan pertimbangan hari sudah malam. Itung-itung biaya effort si supir yang tengah malam harus pulang kembali ke Bulukumba setelah mengantarkan kami sampai ke Bira.

Untungnya kami nggak harus menunggu lama karena mobil sudah penuh. Sekitar pukul 17:45 mobil pun berangkat.

Perjalanan kami dari Makassar sampai di Pantai Tanjung Bira memakan waktu 6 jam. Pukul setengah duabelas malam, mobil kami memasuki kawasan Pantai Tanjung Bira. Awalnya kami agak kuatir nggak dapat penginapan, karena memang kami belum booking terlebih dahulu. Tapi ternyata di kawasan pantai itu dipenuhi dengan penginapan.

Kami bermalam di Rutepar Guesthouse (085343643373). Tarif per malam penginapan ini adalah 200ribu untuk kamar fan, dan 320ribu untuk kamar AC. Sebenarnya di sana masih banyak penginapan lain yang lebih murah, sekitar 100-150rb semalam. Tapi karena letak guesthouse yang strategis dan privat (cuma ada 4 kamar yg berdiri sendiri-sendiri di guesthouse ini), dan jaraknya yang cuma 50 meter dari pantai, serta malam itu kami dapat harga bagus (200rb utk kamar AC) karena datang tengah malam, akhirnya kami pilih guesthouse tersebut.

And you know what, supir plat kuning yang mengantarkan kami sampai ke Bira tadi nggak berani pulang sendirian ke Bulukumba, karena sudah terlalu malam -___- Akhirnya si supir tadi bermalam juga di Bira.

Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, suasana di sana sudah mulai sepi. Saya masih menemani si supir ngobrol-ngobrol di depan kamar. Asri, itu nama si supir. Umurnya lebih muda dari saya, sekitar awal 20an, jadi lumayan bisa nyambung ngobrolnya. Kalau suatu saat kalian berniat pergi ke Bira dan butuh kendaraan, bisa kontak si Asri ini, nomornya 085387589694.

Bosen ngobrol-ngobrol, akhirnya kami keliling-keliling daerah sana. Ngintip-ngintip kehidupan malam di sana, hehe. Ternyata di salah satu sudut bukit kecil di atas pantai terdapat beberapa bar dan diskotik juga. Ecek-ecek sih, tapi lumayan buat yang mau nyicip dugem ala daerah pelosok :)) Kami sendiri nggak masuk ke diskotiknya sih, karena memang nggak suka hal-hal semacam itu.

Sekitar pukul 2 dini hari kami kembali ke penginapan. Sebenernya mata ini sama sekali nggak ngantuk, karena lumayan excited sama suasana malam harinya, dengan bintang-bintang yang kelihatan banyak banget, suara ombak yang berderu di kejauhan, serta aroma angin laut yang khas. Tapi karena nanti pagi-pagi sekali kami harus mengejar sunrise di pantai, akhirnya kami putuskan untuk tidur.

Cerita tentang Bira-nya bersambung ya, foto-fotonya di next post..

Friday, April 26, 2013
12 comments :
  1. homepagenya dibikin bagian yg post penting aja gan
    jangan semuanya

    terlalu penjangn tadi ane scroll
    menarik nih themenya, apalagi kalo diaplikasiin di bagian postnya aja
    dah kek baca print2 an

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha iya bener. thanks masukannya gan.
      ntar deh diedit lagi, lg males ngopreknya, hehe

      Delete
  2. Wah.. keren nih.. Selalu pengen bisa jalan-jalan kek gitu..

    Salam kenal rei.. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal?
      salam buat Kan*a juga gak? wkwk

      Ini rei mantan kuli ODR Mo..

      Delete
  3. Wakakaaka.. kirain siapa...

    Wah enak banget jadi traveler sekarang. Kapan-kapan ajak juga doong.

    ReplyDelete
  4. kalo pake motor agak gak bersahabat yaa jalannya?
    kayanya bakal tua dijalan tuh kalo pake angkutan umum :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau naik motor jaraknya yg gak bersahabat, sekitar 200 km.
      Angkutan umum cepet kok kalau udah penuh, krn jalannya ngebut banget..

      Delete
  5. Untuk kebutuhan Transportasi wisata, reservasi Hotel, dan informasi lain silahkan contact kami 085342633633 atau email ke sulawesirentcar@gmail.com

    ReplyDelete
  6. wah sangat membantu sekali infonya.. thanx a lot :)

    ReplyDelete
  7. mas pulang nya kaya mana ,kan kendaraan susah mas di bira

    ReplyDelete