Versi Rapi
Finally Karimun Jawa!!
Sebenarnya ini masih lanjutan dari posting saya sebelum-sebelumnya -___-
Daripada kebanyakan part, jadi saya kasih judul seperti di atas saja, hehe..


Rabu 13 Maret. Di salah satu sudut Kepulauan Karimunjawa. Bangun-bangun kepikiran, apa kabar Barca ya. Harusnya dini hari tadi ada pertandingan Liga Champions antara Barca vs AC Milan. Di leg pertama Barca kalah 0-2, jadi di pertandingan semalam mereka harus menang minimal 3-0 untuk lolos ke babak berikutnya. Tp nggak ada tv di sini. Nggak ada live score dari internet juga, karena sinyal gprs tiba-tiba hilang sejak sore kemarin. Fyuhh..

Pagi-pagi ngobrol sama anak-anak yg tersisa. Ya, grup kemarin terpecah menjadi dua. Sebagian pulang hari ini, sementara sebagian lain pulang besok. Kami  ngobrol tentang pulau-pulau di Karimun yang dulu sebelum booming sempat dijual cuma Rp 60.000 per meternya. Tau gitu saya ikut beli semeter dua meter -__-

Jadwal hari ini adalah snorkling di tiga spot, dan mengunjungi Pulau Gosong serta Pulau Cemara Besar. Jam 9 pagi kami berangkat, menggunakan kapal milik Pak Ajibin alias Pak Kapten, begitu kami memanggilnya. Baru saja sampai di dermaga kecil, saya sudah excited banget. Wow, air lautnya bening banget! Bahkan di pinggir dermaga pun sudah terlihat terumbu-terumbu karang yang indah. Jadi makin nggak sabar untuk segera nyebur ke laut!




Sekitar setengah jam berlayar, sampailah kami di salah satu spot snorkling tujuan kami. Melihat air laut yang begitu jernih, saya makin terkagum-kagum. Di dasar laut yang dangkal itu terlihat terumbu-terumbu karang yang begitu indah. Sementara di permukaan, ikan-ikan kecil berenang bergerombol, seakan menyambut kedatangan kami. Pak Kapten menyelam untuk mengikatkan jangkar pada salah satu karang di dasar laut. Ya, di sini para nelayan punya kebiasaan untuk tidak sembarangan melempar jangkar, melainkan menyelam untuk mengikatkan jangkar pada karang. Tujuannya agar jangkar kapal tidak merusak terumbu-terumbu karang di sana.






Susah rasanya menggambarkan keindahan suasana dengan kata-kata. Di tengah lautan, di antara pulau-pulau kecil, dengan ombak yang sangat tenang dan dan latar belakang langit pagi yang membiru tajam, kami pun satu demi satu melompat ke dalam air. Byurr, begitu memasuki air kami segera diserbu oleh ikan-ikan kecil yang menggigiti kaki-kaki kami, meminta makan. Oh begini toh rasanya terapi ikan, pikirku. Teman-teman yang masih berada di atas kapal melemparkan remah-remah roti di sekeliling kami. Dengan segera kumpulan ikan yang lebih besar menyerbu remah-remah roti itu. Wuiih, nggak terkatakan indahnya momen itu, serasa kami sejenak hidup bersama ikan-ikan itu.

Saya yang membawa bekal roti sendiri di tangan, akhirnya membuka genggaman untuk melepaskan roti itu ke laut. Baru sedetik tangan saya terbuka, ikan-ikan tanpa takut menelisip ke telapak tangan untuk mengambil roti itu. Rasanya geli ketika sekumpulan besar ikan menerobos di seluruh tubuh.



Puas snorkling dan foto-foto di bawah air, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Cemara Besar. Pulau ini merupakan dalah satu pulau dengan pantai pasir putih yang terbaik di sini. Dari kejauhan pun sudah terlihat pasir putih yang mengelilingi pulau kecil ini.






Kapal kami harus berlabuh agak jauh dari pulau, karena memang pantai di sekeliling pulau berstruktur dangkal. Satu per satu kami turun dari kapal dan mulai berjalan ke daratan. Pantai ini memiliki air yang begitu jernih dan bersih, sama sekali nggak ada tanda-tanda terjamah oleh peradaban. Saya salut dengan masyarakat di kepulauan ini karena telah memiliki kesadaran untuk menjaga alam sekitar dari kerusakan-kerusakan yang dibuat oleh manusia.





Pulau Cemara sendiri ternyata memiliki ukuran yang sangat kecil. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit jalan kaki untuk mengelilingi pulau dengan menyusuri pantai. Bahkan nggak sampai 5 menit jika kita berjalan lurus memotong pulau tersebut. Di sini kami beristirahat sambil bakar-bakar ikan yang kami bawa untuk makan siang. Sambil menunggu ikan dibakar, kami cari spot yang bagus untuk foto-foto dan duduk-duduk. Selang berapa lama makan siang pun siap. Segera kami menggelar tikar dan berpiknik di bawah pepohonan di tengah-tengah pulau. Nyam! Walaupun cuma nasi putih dan ikan bakar, rasanya makan siang saat itu lebih nikmat dari restoran manapun!


Dari rencana kami mendatangi 3 spot snorkling hari ini, akhirnya diputuskan untuk menskip spot kedua, dan tinggal lebih lama di pulau ini. Terlanjur pewe sama suasana pulaunya sih! Pulau kecil yang nyaman, alami, dan nggak ada orang lain selain kami. Akhirnya kami menggelar handuk di bawah salah satu pohon cemara di pinggir pantai, kemudian mengambil pose tidur dengan nyaman. Tidur di bawah sinar mentari terik dan terlindung oleh pohon cemara di pinggir pantai dengan suara riak-riak ombak bergemerisik kecil serta terkena tiupan angin laut yang sejuk itu rasanyaaaa..just perfect :D













Cuman satu yang kurang dari pulau ini. Di salah satu sudut pulau, pinggiran pantainya dipenuhi sampah plastik yang mengambang :(




Sekitar pukul 2 siang kami meninggalkan pulau itu dengan berat hati. Kami menuju spot snorkling berikutnya. Kali ini di perairan yang agak dalam. Di spot ini airnya tampak lebih gelap, arusnya lebih kuat, ikannya pun lebih besar-besar. Awalnya kami agak malas turun ke air karena lautnya terlihat sedikit menyeramkan. Tapi setelah salah satu dari kami masuk, yang lain-lainnya dengan segera ikut menyeburkan diri. Ternyata spot ini memiliki karakteristik yang agak berbeda. Lautnya yang dalam membuat snorkling lebih menegangkan, serta arusnya yang kuat lumayan menghabiskan banyak tenaga.

Setelah cukup lelah snorkling dan berenang, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Gosong. Rencananya kami akan menunggu sunset di sana. Namun karena sebelumnya kami menskip satu spot snorkling, kami sampai di pulau tersebut saat matahari masih tinggi. Akhirnya kami kembali menggelar handuk-handuk kami di atas pasir putih yang halus. Tidurlah kami di pinggir pantai (lagi).



Bangun-bangun matahari masih juga tinggi. Akhirnya kami ambil peralatan snorkling dari kapal, kemudian berenang di sekitar pulau. Beberapa saat berenang, saya baru sadar, ternyata di sini tubuh lumayan mengambang, meskipun tanpa pelampung! Pantes dari tadi berenang rasanya ringan banget!

Sekitar satu jam berenang menjelajahi salah satu sudut pantai yang penuh dengan terumbu, akhirnya matahari mulai tenggelam. Dengan segera kami keluar dari air dan menikmati pemandangan sunset yang nggak kalah indah dengan sunset di Pantai Kuta.

After sunset kami segera balik ke Pulau Karimun, karena langit sudah mulai gelap. Kami menghindari berlayar di tengah kegelapan karena memang saat malam hari di tengah laut benar-benar gelap dan susah menentukan arah ke pulau yang benar.

Perjalanan pulang kami dilatari dengan langit sore yang amat indah. Perpaduan antara jingga dan ungu menghiasi langit, disertai gumpalan-gumpalan awan tipis kehitaman, memenuhi sudut pandang mata dari semua arah. Sementara kapal melaju pelan memecah lautan yang tenang, semua orang terdiam mengagumi suasana yang indah itu. Nggak ada suara apapun selain deru motor kapal kami, dan kicauan burung yang terkadang bersahut-sahutan.


The stars lean down to kiss you.
And I lay awake, I miss you.
Pour me a heavy dose of atmosphere
Cause I'll dose off safe and soundly
But i'll miss your arms around me
I'd send a postcard to you, dear
Cause I wish you were here


(Owl City - Vanilla Twilight)


Setelah mandi n packing, kami lanjut ngobrol sampe jam setengah 12 malam. Memang ya, setiap kali mau pisah, ngobrolnya malah jadi lebih deket. Ya, besok pagi-pagi jadwal kami pulang kembali ke Jepara. Dan, walau sebenernya pengen, rasanya mustahil suatu hari nanti bisa ngumpul-ngumpul sama mereka-mereka ini lagi.



Kamis, 14 Maret. Ulang tahun mantan pacar #ehh #salahfokus. Pagi-pagi sekali kami bangun, rencananya mau mengejar sunrise di ujung lain Pulau Karimunjawa. Sayang sekali rencana itu batal, karena mendadak hujan gerimis turun. Hiks..

Akhirnya setengah 8 pagi kami berpamitan sama tuan rumah Pak Ajib dan beberapa orang lain, dan kemudian berangkat ke pelabuhan utama. Rencananya kami pulang menggunakan kapal ferry biasa, Muria.
Itu artinya kami bakal berada di atas kapal  kurang lebih selama 7 jam, karena kecepatan kapal ini memang cuma 16km/jam. Kalau di darat sih becak pun bisa nyalip, kata Mas Dona -__-
 

Perlahan, kapal pun mulai menjauh dari dermaga. Perasaan campur aduk antara senang karena akan pulang, dan sedih karena harus mengakhiri momen-momen yang luar biasa ini. Kami ambil posisi di dek kapal bagian atas. Seperti ferry-ferry lainnya, bagian atas kapal adalah ruang terbuka, jadi kami bisa menikmati pemandangan Kepulauan Karimunjawa untuk terakhir kalinya.

Dari sekian banyak hal yang kami obrolkan di atap dek kapal itu, satu yang saya inget banget. Yaitu ketika Ichsan bilang,

"You know what, orang-orang sekarang dikit-dikit liburan. Ke Bali. Ke Singapore. Ke KL. Ngakunya backpacker. Tapi nggak mau peduli sama lingkungan. Mereka itu cuma wisata gengsi! Setiap ada libur dikit, terbang ke Bali, pasang status, pasang DP di bbm, biar semua orang tau kalau dia lagi di Bali."

"Yah begitulah, memang  industri pariwisata itu pisau bermata dua", seseorang dari kami menimpali. "Di satu sisi bisa menambah kesejahteraan penduduk lokal, tapi di sisi lain juga pasti merusak alam."

"Gue  nggak akan jalan keluar Indonesia. Sebelum gue habisin ini Indonesia dari ujung ke ujung. Mulai dari ujung timur, Raja Ampat, Flores, Wakatobi, Derawan, Kiluan, sampe Pulau Weh di barat!" lanjut Ichsan.


Hahaha, sama persis seperti pemikiran saya. Buat saya, kita sedang hidup di tanah setengah surga. Saya nggak akan pergi ke luar negeri hanya untuk jalan-jalan, sebelum mengenal seluruh pelosok negeri sendiri.

Pukul setenah 3 sore akhirnya sampai juga kami di Jepara. Walaupun cuma duduk dan ngobrol, di atas kapal selama 7 jam itu ternyata melelahkan! Sambil istirahat, kami makan di warung Bu Bambang, salah satu dari dua warung yang ada di Pelabuhan Kartini.


Well, this is the farewell. Liburannya usai sudah. Dari sini kami berpisah untuk melanjutkan hidup masing-masing.

Baru saja berakhir hujan di sore ini.
Menyisakan keajaiban, kilauan indahnya pelangi.
Tak pernah terlewatkan, dan tetap mengaguminya.
Kesempatan seperti ini tak akan bisa dibeli..

Bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu.
Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya..

Janganlah berganti, Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini..

Salah satu dari kami (entah siapa, saya lupa) memutar lagunya Ipank ini di Blackberrynya. Huaa, pas banget sama suasananya. Kami pun ikut bernyanyi.
Tuesday, March 26, 2013
No comments :

Post a Comment