Versi Rapi

"You should rest." Someone messaged me those words this evening. And i wonder, rest from what? I'm not tired at all.

Kata orang suatu saat kita bakal sampai pada titik dimana kita mempertanyakan kembali keputusan-keputusan besar yang pernah kita ambil dalam hidup. Berandai-andai kembali ke masa lalu. Undone things. Bertanya-tanya apakah semuanya bakal lebih baik. Dan berujung pada pertanyaan, sebenernya hidup di dunia mau nyari apa 😅

Macem malem ini. "Kenapa dulu memutuskan untuk nggak muncak ke Fansipan?" Dan nyeselnya baru sekarang.. haha okay that's a lame example 😅

Anyway, akhir-akhir ini gue suka tiba-tiba keinget hal-hal yang udah terlanjur terlewat di belakang. Kadang gue ngerasa pace gue terlalu cepat, banyak yang nggak bisa ngikutin. Termasuk diri gue sendiri. Dan barusan ngobrol sama teman lama ngebahas topik macem gini bikin gue mikir banyak tentang kemana perginya waktu di hidup gue beberapa tahun ke belakang. 

Termasuk satu yang mengusik, yaitu pertanyaan "growth or goal". Gue sadar gue growth oriented banget, nggak pernah set goal untuk apapun. Literally apapun. Delayed gratification is the goal itself. Bagi gue, target cuma akan membatasi. Yang penting prosesnya. Macem anak backpacker yang selalu bilang, its all about the journey, not the destination.

Tapi akhir-akhir ini gue mikir. Pada mindset kayak gitu, titik saat dimana kita bilang cukup, berhenti dan nikmatin, itu kapan?

Because I think I just dont know how to feel 'enough'. Maksud gue bukan greedy tapi lebih ke selalu ada standar baru untuk dicapai. Semacam ketika lu udah punya duit yang nggak habis tujuh turunan, akhirnya motivasi lu untuk kerja bukan lagi sekedar untuk nyari duit, there must be something beyond that yang bikin lu tetep terus nyari duit. Walaupun sebenernya ada pilihan untuk bilang cukup, berhenti, nikmatin. Pensiun dini, foya-foya, nikmatin hidup, misalnya, haha.

Never mind, just another wild thought of mine. Maybe I am need rest 😅

Saturday, August 6, 2022
No comments :

Post a Comment