Versi Rapi
Tifatul vs Generasi Muda Indonesia

Sungguh, saya jauh lebih suka melihat orang membanggakan dirinya sendiri (a.k.a narsis) di Facebook, daripada melihat orang bergunjing di twitter :D

Sebelumnya, tulisan ini hanya IMHO alias opini pribadi saya :D

Hari ini ternyata layanan BB masih bisa digunakan, alias tidak diblok, horee! Yap, seperti yang kita ketahui, sejak awal januari lalu, pemerintah melalui menkominfo Tifatul Sembiring menyatakan akan melakukan blokir terhadap layanan blackberry jika layanan ini gagal memenuhi syarat2 yang diajukan oleh pemerintah dengan batas waktu tanggal 21 januari kemarin.

Dari sekian banyak syarat, salah satu yang paling kontroversial adalah isu tentang filter konten pornografi yang belum ada di jaringan blackberry. Hal ini banyak ditentang oleh media-media dan masyarakat banyak. Sebabnya adalah: sebegitu pentingnya kah filter pornografi sampai harus memblokir layanan bb jika tidak dipenuhi? Lantas bagaimana nasib pengguna layanan bb, yang benar2 membutuhkan layanan tersebut untuk bekerja? Seperti yang kita ketahui, bb sudah menjadi alat pendukung pekerjaan yang sangat efektif untuk kalangan tertentu. Logikanya, berapa persen sih pengguna yang mengakses pornografi lewat bb? Masa iya beli bb cuma untuk akses pornografi, kan lebih enak mengakses dari komputer.

Penolakan demi penolakan gencar di media-media. Pengguna forum-forum internet, jejaring sosial, ramai-ramai menghujat Tifatul sebagai menteri yang konyol, arogan, asal-asalan. Di twitter, akun tifatul sendiri banyak dimention para pengguna yang sebagian besar mengecam, mencemooh, mencaci maki, bahkan menggunakan namanya sebagai lelucon.

Saya pribadi merasa kasihan sekaligus salut kepada Tiftul yang berani ditertawakan karena kebijakan kontroversialnya. Saya juga heran akan banyaknya orang yang mencari pembenaran untuk menyalahkan sebuah niat baik yang jelas2 sesuai dengan agama dan hukum.

Hei, ada apa dengan kalian para generasi muda Indonesia? kenapa kalian menertawakan niat baik untuk memblokir pornografi? Tidak tahukah kalian betapa berbahayanya pornografi bagi generasi muda? Ataukah berkomentar hanya karena ikut arus, latah? Memang kebijakan Tifatul yang seolah tebang pilih, tapi bukankah satu tindakan kecil lebih berarti daripada seribu kata-kata tanpa aksi. Lihat diri kita sendiri, tindakan nyata apa yang telah kita lakukan, selain menghujat dengan alibi kebebasan berpendapat?


“Pornografi kan bukan isu yang mendesak”

Jika pornografi bukanlah isu penting dan mendesak, sekarang kita ingat-ingat bersama-sama. Adakah teman, saudara, atau orang yang kita kenal mengalami 'kecelakaan' hamil di luar nikah? Saya yakin kalian pasti mendapatkan setidaknya satu nama. Sekarang, renungkan baik-baik, tanya pada hati kita, pantaskah kita menganggap sepele isu pornografi, yang jelas-jelas sudah mengakar di generasi muda kita. Pantaskah kita mencari-cari alasan dan pembelaan untuk menghujat? Tidak.


“masa iya nonton b*kep lewat bb?”

Banyak orang berpikir, masa iya mengakses pornografi lewat bb? Sedikit cerita dari saya. Di komunitas rekan2 saya di bbm, ada satu grup yang dibuat khusus untuk sekedar sharing konten dewasa, seperti gambar, link video, ataupun joke2 vulgar. Istilahnya grup sampingan lah, grup untuk rileks selain grup resmi yang digunakan untuk membahas pekerjaan. Dan nggak jarang pula grup ini digunakan untuk share masalah prostitusi seperti nama, alamat, no telp kegiatan prostitusi. Bisa dilihat kan fungsi ganda bb. Bisa untuk bekerja dan 'rileks' sekaligus. Itu baru komunitas sekitar saya. Tak terbayangkan jika teman atau anak anda yang masih di bangku sekolah mengikuti grup semacam itu dan mendapatkan konten seperti itu.

Ah, sebenarnya itu kan tergantung orangnya. Kalo orangnya baik ga bakal akses pornografi. Apalagi lewat bb.

Anda bisa berkata begitu pada orang dewasa. Tapi bagaimana dengan anak2 anda? Coba kita ingat lagi kata bang napi yang sering muncul di TV. "Kejahatan bukan cuma krn ada niat, tapi juga krn ada kesempatan". Dengan fasilitas semudah itu, siapa yang bisa tahan godaannya!

Yang ingin saya sampaikan adalah, mari gunakan hak bebas berpendapat dengan dengan bijak, jangan sekedar ikut-ikutan. Mari bersama-sama menjadi pengamat yg cerdas, demi generasi muda bangsa ini.

Panjang amat yak, jd males bacanya :p

Monday, January 24, 2011
No comments :

Post a Comment