Madura!! dan Sekitarnya
Huphh, capeknyaa. lagi di banyuwangi nih, pulang dari mudik ke bojonegoro kemaren. Belum nyampe bali juga, setelah perjalanan panjang 3 hari yang mampir sana-sini dulu. Iya, perjalanan Bojonegoro - Bali yang biasanya cuman 14 jam pake mobil, sekarang jadi 3 hari. Berangkat hari rabu kemaren, en sekarang sabtu dini hari masih di Banyuwangi. Gara-gara memang mampir sana-sini. Mulai dari Madura, Jember, en Banyuwangi.
Rabu pagi berangkat dari Bojonegoro. RWaktu lewat surabaya sekalian mau ngetest jembatan baru itu tuh, Suramadu (Madusura, klo versi Maduranya). Setengah sebelas siang sampe di Suramadu, trus sekalian nyeberang. Ternyata jembatan ini nggak panjang-panjang amat, nggak lebar-lebar amat. Nggak megah-megah amat juga. Cuman pemandangannya unik, karena emang melintasi laut. Anginnya juga kenceng.
Masuk Madura, disambut dengan suasana kering kerontang, dimana-mana padang rumput, tapi kering. Nggak ada rumput hijau, cokelat semua. Entah karena musim panas atau memang selalu seperti itu, ngga tau juga. Daratan di sana flat, hampir nggak ada dataran tinggi dan rendah, hanya bukit-bukit yang nggak terlalu tinggi. Jadi laut bisa terlihat jelas begitu kita berada di dataran yang sedikit tinggi. Suasananya beda-beda juga di setiap daerah. Ada daerah yang mirip Jawa, ada juga yang serasa bener-bener berada di daerah pedalaman asing.
Pengen mampir ke tempatnya Jamil benernya, di Bangkalan, tapi ternyata dianya malah masih di Jogja, baru balik 2 hari kmudian.
Oiya, satu yang unik di Madura tentang lalu lintasnya. Sepanjang perjalanan dari Jembatan ke Pamekasan, cuman sedikit banget mobil yang berplat nomor M alias Madura. Sebagian besar mobil en kendaraan di jalan tuh justru dengan plat luar. Mulai dari L, W, B, DK, sampai DR pun ada. Sementara plat M tuh justru sedikit banget. Bisa dibilang 20:1 lah perbandingan antara mobil luar dengan mobil plat M sendiri. Anehh..
Selain itu, orang jual sate madura pun jarang banget. Tempat makan yang besar pun masih jarang, padahal kalo dilihat dari lalu lintas disana yang kebanyakan plat luar, warung makan khas sana bisa jadi bisnis yang sangat menjanjikan di sana.
Siang sampai sore kami jalan ke Pamekasan, ibu kota Madura. Di pamekasan yang rencananya nginep 1 malam di hotel, entah kenapa tiba-tiba nggak jadi. Kami memutuskan untuk meneruskan jalan ke Bali malam itu juga. Akhirnya, di pamekasan cuman muter-muter pake mobil trus kembali ke arah Surabaya.
Satu yang menonjol dari perjalanan dari Blega sampai Pamekasan: pantainya di sepanjang jalan yang masih asli. Indah banget, ada kira-kira 10 km jalan raya tuh bersebelahan dengan pantai. Apalagi saat senja, wew, one of the romantic twilights i've ever seen. Langit yang kemerahan, laut yang tenang, dengan pantai yang masih bener-bener bersih. Di sisi lain, ada bukit-bukit kecil dan kampung-kampung dengan rumah-rumah yang sangat sederhana, bener-bener indah banget deh.
Sempet ambil foto-foto juga sih, tapi nggak bagus, soalnya ngambil fotonya dari mobil yang lagi jalan. Emang di Madura kami hampir nggak turun mobil sama sekali, kecuali berhenti makan en shalat. Jadi foto-fotonya juga ala kadarnya, dari dalem mobil saja.
Salah satu pertimbangan kami pulang malam itu juga adalah supaya dapat melintasi Suramadu di malam hari. Denger-denger sih lampu-lampu Suramadu bagus terlihat di malam hari.
Akhirnya mekat kami pulang malam itu, melintasi Suramadu sekitar jam 9 malam, dan entah jam berapa kami bakal sampai di Banyuwangi, tujuan berikutnya.
Jam 9 malam kami keluar dari pulau Madura,en langsung melanjutkan perjalanan ke banyuwangi. Rencananya nginep semalam di banywangi, sebelum pulang ke bali.
Jarang-jarang kami mudik jalan malam. Selain takut ngantuk, ngelihat jalan di malam hari juga nggak begitu jelas, terutama di daerah-daerah sepi en hutan-hutan, padahal rute jalur selatan menuju Bali tuh rata-rata melintasi tempat sepi dan gelap tanpa lampu jalan. Tapi kemaren karena keluar madura males nyari hotel di surabaya, akhirnya kami putuskan untuk nekat aja lanjut. Padahal badan udah nggak keruan seharian di dalam mobil, di jalan.
Akhirnya, jam 1 malem, di daerah leces, kira-kira 15 km sebelum Jember, kami nyerah juga. Pengen sekedar keluar dari mobil en baring-baring melemaskan badan. Istirahat kami di mesjid sana. Satu-satunya mesjid yang buka sampe pagi di sana. Bukan cuman kami, ada kira-kira 10 mobil lain en beberapa motor yang juga numpang istirahat. Udah kaya rest area di jalan tol aja ini mesjid. Sampe ada kantin 24 jam nya segala, saking ramainya pemudik yang numpang istirahat di sana.
Jam setengah 4 pagi kami lanjutkan perjalanan. Karena masi pagi banget en masi banyak waktu buat jalan sebelum sampai di banyuwangi, akhirnya kami putuskan untuk jalan-jalan dulu di jember, ke pantai watu ulo en pantai papuma. Jaman dulu sudah pernah ke pantai ini sih, tapi karena emang pemandangan pantai ini bagus banget jadi kami nggak males buat main ke sana lagi.
Nggak ada yang bisa mengalahkan rasa nyaman selain jalan-jalan di pantai di pagi hari deh. Apalagi dengan pemandangan yang bagus begitu, hmmm, nggak terlukiskan nyamannya :p Sayangnya, satu hal yang aku benci kalo pergi dan berlama-lama di perjalanan begini: selalu krisis listrik! Batere hp habis. Batere Mp3 habis. Dan yang paling kubenci, batere kamera habis. Mana kamera yang aku bawa kali ini pake batere lithium, pula! Jadi musti di charge, nggak bisa beli isi ulangnya. Ujung-ujungnya yaa, di pantai watu ulo kemaren aku cuman sempat ngambil satu jepretan doank, dengan sisa tenaga batere terakhir. Huhh..
Abis dari pantai sempat mampir ke rumahnya Sita juga. Dengan wajah acak-acakan abis begadang, dekil belum mandi, dengan pedenya kami mampir numpang ngemil jajanan lebaran :p Bukan itu aja, kami juga sempat mampir-mampir kemana-mana sebelum akhirnya sampai di banyuwangi sore tadi. Huff capeknyaa, abis perjalanan 2 hari yang hampir tanpa istirahat sama sekali. Akhirnya sekarang bisa istirahat bentar. Hmphh, ngga sabar untuk segera sampai di bali en do a long-long rest di rumah sendiri..
Rabu pagi berangkat dari Bojonegoro. RWaktu lewat surabaya sekalian mau ngetest jembatan baru itu tuh, Suramadu (Madusura, klo versi Maduranya). Setengah sebelas siang sampe di Suramadu, trus sekalian nyeberang. Ternyata jembatan ini nggak panjang-panjang amat, nggak lebar-lebar amat. Nggak megah-megah amat juga. Cuman pemandangannya unik, karena emang melintasi laut. Anginnya juga kenceng.
Masuk Madura, disambut dengan suasana kering kerontang, dimana-mana padang rumput, tapi kering. Nggak ada rumput hijau, cokelat semua. Entah karena musim panas atau memang selalu seperti itu, ngga tau juga. Daratan di sana flat, hampir nggak ada dataran tinggi dan rendah, hanya bukit-bukit yang nggak terlalu tinggi. Jadi laut bisa terlihat jelas begitu kita berada di dataran yang sedikit tinggi. Suasananya beda-beda juga di setiap daerah. Ada daerah yang mirip Jawa, ada juga yang serasa bener-bener berada di daerah pedalaman asing.
Pengen mampir ke tempatnya Jamil benernya, di Bangkalan, tapi ternyata dianya malah masih di Jogja, baru balik 2 hari kmudian.
Oiya, satu yang unik di Madura tentang lalu lintasnya. Sepanjang perjalanan dari Jembatan ke Pamekasan, cuman sedikit banget mobil yang berplat nomor M alias Madura. Sebagian besar mobil en kendaraan di jalan tuh justru dengan plat luar. Mulai dari L, W, B, DK, sampai DR pun ada. Sementara plat M tuh justru sedikit banget. Bisa dibilang 20:1 lah perbandingan antara mobil luar dengan mobil plat M sendiri. Anehh..
Selain itu, orang jual sate madura pun jarang banget. Tempat makan yang besar pun masih jarang, padahal kalo dilihat dari lalu lintas disana yang kebanyakan plat luar, warung makan khas sana bisa jadi bisnis yang sangat menjanjikan di sana.
Siang sampai sore kami jalan ke Pamekasan, ibu kota Madura. Di pamekasan yang rencananya nginep 1 malam di hotel, entah kenapa tiba-tiba nggak jadi. Kami memutuskan untuk meneruskan jalan ke Bali malam itu juga. Akhirnya, di pamekasan cuman muter-muter pake mobil trus kembali ke arah Surabaya.
Satu yang menonjol dari perjalanan dari Blega sampai Pamekasan: pantainya di sepanjang jalan yang masih asli. Indah banget, ada kira-kira 10 km jalan raya tuh bersebelahan dengan pantai. Apalagi saat senja, wew, one of the romantic twilights i've ever seen. Langit yang kemerahan, laut yang tenang, dengan pantai yang masih bener-bener bersih. Di sisi lain, ada bukit-bukit kecil dan kampung-kampung dengan rumah-rumah yang sangat sederhana, bener-bener indah banget deh.
Sempet ambil foto-foto juga sih, tapi nggak bagus, soalnya ngambil fotonya dari mobil yang lagi jalan. Emang di Madura kami hampir nggak turun mobil sama sekali, kecuali berhenti makan en shalat. Jadi foto-fotonya juga ala kadarnya, dari dalem mobil saja.
Salah satu pertimbangan kami pulang malam itu juga adalah supaya dapat melintasi Suramadu di malam hari. Denger-denger sih lampu-lampu Suramadu bagus terlihat di malam hari.
Akhirnya mekat kami pulang malam itu, melintasi Suramadu sekitar jam 9 malam, dan entah jam berapa kami bakal sampai di Banyuwangi, tujuan berikutnya.
Jam 9 malam kami keluar dari pulau Madura,en langsung melanjutkan perjalanan ke banyuwangi. Rencananya nginep semalam di banywangi, sebelum pulang ke bali.
Jarang-jarang kami mudik jalan malam. Selain takut ngantuk, ngelihat jalan di malam hari juga nggak begitu jelas, terutama di daerah-daerah sepi en hutan-hutan, padahal rute jalur selatan menuju Bali tuh rata-rata melintasi tempat sepi dan gelap tanpa lampu jalan. Tapi kemaren karena keluar madura males nyari hotel di surabaya, akhirnya kami putuskan untuk nekat aja lanjut. Padahal badan udah nggak keruan seharian di dalam mobil, di jalan.
Akhirnya, jam 1 malem, di daerah leces, kira-kira 15 km sebelum Jember, kami nyerah juga. Pengen sekedar keluar dari mobil en baring-baring melemaskan badan. Istirahat kami di mesjid sana. Satu-satunya mesjid yang buka sampe pagi di sana. Bukan cuman kami, ada kira-kira 10 mobil lain en beberapa motor yang juga numpang istirahat. Udah kaya rest area di jalan tol aja ini mesjid. Sampe ada kantin 24 jam nya segala, saking ramainya pemudik yang numpang istirahat di sana.
Jam setengah 4 pagi kami lanjutkan perjalanan. Karena masi pagi banget en masi banyak waktu buat jalan sebelum sampai di banyuwangi, akhirnya kami putuskan untuk jalan-jalan dulu di jember, ke pantai watu ulo en pantai papuma. Jaman dulu sudah pernah ke pantai ini sih, tapi karena emang pemandangan pantai ini bagus banget jadi kami nggak males buat main ke sana lagi.
Nggak ada yang bisa mengalahkan rasa nyaman selain jalan-jalan di pantai di pagi hari deh. Apalagi dengan pemandangan yang bagus begitu, hmmm, nggak terlukiskan nyamannya :p Sayangnya, satu hal yang aku benci kalo pergi dan berlama-lama di perjalanan begini: selalu krisis listrik! Batere hp habis. Batere Mp3 habis. Dan yang paling kubenci, batere kamera habis. Mana kamera yang aku bawa kali ini pake batere lithium, pula! Jadi musti di charge, nggak bisa beli isi ulangnya. Ujung-ujungnya yaa, di pantai watu ulo kemaren aku cuman sempat ngambil satu jepretan doank, dengan sisa tenaga batere terakhir. Huhh..
Abis dari pantai sempat mampir ke rumahnya Sita juga. Dengan wajah acak-acakan abis begadang, dekil belum mandi, dengan pedenya kami mampir numpang ngemil jajanan lebaran :p Bukan itu aja, kami juga sempat mampir-mampir kemana-mana sebelum akhirnya sampai di banyuwangi sore tadi. Huff capeknyaa, abis perjalanan 2 hari yang hampir tanpa istirahat sama sekali. Akhirnya sekarang bisa istirahat bentar. Hmphh, ngga sabar untuk segera sampai di bali en do a long-long rest di rumah sendiri..
Friday, September 25, 2009
12:22 AM
Post a Comment