Berbicara yang Baik atau Diam ;)

Fyuhh, judulnyaa..
Hahaha
Yah, klo belum bisa bicara yang baik, setidaknya nggak bicara yang buruk. Hehe..

Just a little bullshit, though. Secara aku sendiri ngga nyangkal, aku sering pakai kata-kata ngga baik kalo lagi ngomong. Tapi setidaknya aku bisa memilih-milih, kapan en dimana kata-kata itu harus digunakan. Biasanya cuman kalo lagi bercanda, en dalam pembicaraan dengan konotasi yang nggak serius. Kalo dalam situasi yang serius, apalagi kalau rada-rada memancing emosi, aku malah berusaha menjaga bicara se-behave mungkin.

Kenapa harus pakai kata-kata nggak baik, meskipun cuman dalam konotasi nggak serius? Yah, sebenernya nggak harus, tapi kadang-kadang, atau bahkan seringnya, justru kata-kata kasar itu bisa jadi tanda keakraban kita dengan lawan bicara. Iya nggak sih?

Hmm, intinya sih tentang bagaimana menggunakan kata-kata di saat yang tepat.

Mau mengambil kesimpulan sendiri tanpa tahu dengan pasti fakta-fakta yang ada, alias berpikir sempit? Kasi daahh..
Tapi kalo MENGAMBIL KESIMPULAN SENDIRI TENTANG ORANG LAIN plus NYOLOT di depan umum dengan kesimpulannya sendiri tentang orang lain itu?
Hmm, lebih baik jangan deh. Salah-salah orangnya malah tersinggung.

Mungkin maksudnya baik, mengingatkan, dengan cara menyindir. Sayangnya, banyak orang yang nggak sadar kalau menyindir itu sama sekali bukan solusi yang baik untuk menyatakan opini kita. Kebanyakan sih orang yang disindir bukannya lantas menerima pemikiran kita, justru sebaliknya, secara psikologis akan tertantang untuk mempertahankan opininya.

Jadiii, kalo pengen bertukar opini, lebih baik bicara secara langsung dan jelas, to the point, daripada harus menyindir. Percaya aja deh, sindiran, sinisme, dan kata-kata macem "makan tuh" nggak akan manjur untuk membuat orang menerima sudut pandang kita.

PS: Bukan sindiran untuk siapa-siapa.
Hahaha, keep it simple ;)