Addio Mr. Moratti, Benvenuto Erick Thohir :(
Nampaknya tinggal hitungan hari sebelum Inter resmi berpindah tangan dari Massimo Moratti ke Erick Thohir. Rasanya aneh aja, karena sejak pertama kali gue kenal Inter sekitar 12-13 tahun yang lalu, nama Moratti sudah menjadi trademark dari Inter sendiri. Susah rasanya membayangkan Inter tanpa keluarga Moratti.
Well, time happens. Serie-A yang dulunya berjaya kini mulai kalah dari EPL, La Liga, bahkan Bundesliga. Klub-klub Serie-A mulai kehilangan pamor dan jatuh miskin, sampai akhirnya Mr. Moratti memutuskan untuk menjual Inter kepada pemilik baru yang memiliki dana lebih kuat untuk mengejar ketertinggalan. Walau agak berat menerima keputusan beliau, kami para fans tahu bahwa beliau melakukan hal itu karena kecintaannya terhadap Inter. Dengan menjualnya kepada pemilik baru yang mampu memberikan dana lebih, beliau berharap dapat melihat Inter menjadi klub kaya layaknya Chelsea, Real Madrid, Manchester City, atau PSG. Walaupun pasti berat bagi beliau untuk melepas klub yang sudah menjadi milik dinasti Moratti secara turun-temurun. Sebuah tindakan nyata dari teori bahwa cinta tak harus memiliki *halah*. U have our respect, Sir..
Dan siapa sangka, ternyata orang kaya calon pembeli Inter itu ternyata Erick Thohir. Pengusaha Indonesia 43 tahun pemilik Republika, Astra Internasional, DC United, Philadelphia 76ers, dan banyak perusahaan nasional maupun internasional lainnya. Negosiasi kepemilikan saham Inter memang sudah dimulai sejak berbulan-bulan yang lalu. Dan nampaknya saga itu akan segera berakhir dengan kepemilikan 75% saham Inter oleh Erick Thohir.
Di satu sisi ada rasa kagum bahwa klub sebesar Inter dimiliki oleh orang Indonesia. Itu artinya ada kemungkinan bahwa Inter bakal lebih sering datang ke Indonesia untuk laga uji coba. Atau siapa tahu suatu saat kita bisa melihat Andik Vermansyah merumput dengan jersey Inter, seperti yang dilakukan oleh Syamsir Alam di klub MLS, DC United. Tapi di sisi lain, sebagai Internisti gue nggak suka kalo Erick Thohir jadi Presiden Inter. Semua fans Inter tau, he has nothing to do with 'blue and black'. Sudah jelas bahwa Erick membeli Inter semata-mata hanya demi kepentingan bisnis. Rasa-rasanya fans manapun nggak bisa terima kalau presiden klub mereka bukanlah fans sejati klub. Apakah Erick bakal nonton langsung di Giuseppe Meazza setiap kali Inter melakukan laga kandang, seperti yang dilakukan oleh Mr. Moratti? Rasanya enggak. Apakah Erick bakal turun ke stadion dan merayakan bersama para pemain saat Inter meraih trofi? Rasanya enggak. Lantas siapa yang akan menjadi figur utama Inter jika Moratti tidak lagi menjadi presiden? Siapa yang bakal disorot kamera setidaknya 2-3 kali setiap kali Inter live di TV, jika Moratti tidak ada? Siapa yang bakal memberi jawaban-jawaban diplomatis untuk isu-isu di media, jika Moratti tidak ada? Bagaimanapun sebuah klub butuh figur seorang pemimpin yang benar-benar mengerti klubnya, dan rasa-rasanya Erick Thohir nggak cocok berada di sana.
Bahkan dari sisi bisnis pun, gue nggak yakin Erick Thohir bisa jadi seperti Roman Abramovich di Chelsea ataupun Sheikh Mansour di Manchester City. Lihat saja apa yang terjadi dengan klub Amireka milik Erick Thohir, DC United. Mentok segitu-segitu aja. Atau klub basket Amerika Philadelphia 76ers, yang sekarang statusnya dijual, namun nggak kunjung dapat pembeli. Dan satu lagi, gosip bahwa Erick membeli Inter dengan dana patungan bersama Bakrie, makin menunjukkan bahwa si pembeli baru ini sebenarnya nggak cukup kaya untuk dibandingkan dengan Abramovich atau Mansour.
Yah sudahlah, we'll see.
Friday, September 27, 2013
10:26 AM
Post a Comment