Sahabat

Kami tahu ada sesuatu di sini. Sesuatu yang tak terucap, tak terlihat, namun begitu dalam terasa di hati. Sahabat sejati.

Tak pernah terucap sebagai pengakuan, namun kami tahu persahabatan ini merupakan hal berharga bagi kami.

Sore itu, waktu kami berempat -aku, Nunung, Yiyin, en Anna- pulang dari kegiatan pramuka di SD, di tengah-tengah obrolan tiba-tiba Nunung bertanya dengan mimik serius,"Kak, setelah slese KKN selesai kakak pulang ke Jogja ya?". "Iya" jawabku. "Trus kakak nggak pulang ke sini lagi ya?" tanyanya lagi dengan wajah penuh harap. Satu pertanyaan yang nggak bisa aku jawab. Kami semua tahu kemana arah pertanyaannya itu. Bahwa setelah semua ini berakhir, kami nggak akan bisa bertemu lagi. Nggak akan bisa lagi pulang sekolah rame-rame kaya gini, nggak akan bisa lagi saling mengejek. Nggak akan bertemu lagi, sampai seterusnya. Entah kenapa kami begitu berbeda, meski merasa begitu sama.

Trus, pas lomba puisi di desa, Nunung bawain puisi yang judulnya "Sahabat". Gak tahu deh,. rasanya pas banget ditunjukkan ke kita-kita. Hiks, jadi terharu.