Day 42: Kota Mati
Peterpan - Kota Mati
warna seperti menghilang di kota ini
hitam dan putih masa lalu
telah membisu
semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
masih menari disini
langkahmu yang telah pergi
udara kini berubah
di kota mati
seperti kisah masa lalu
kini membisu
coba dengarku berbisik
suara yang tlah mengering
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
coba dengarku berbisik
suara yang tlah mengering
masih bertahan sisa mimpi mimpiku
di kota ini
kini bertahan sisa mimpi mimpiku
di kota ini
semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
Di jogja lagi. Kembali ke kota mati. Kembali ke kehidupan nyata untuk sejenak menghentikan mimpi tentang surga di dunia. Meninggalkan kehidupan seperti mimpi yang kutemui di sebuah desa kecil seperti ini.
Tak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa ada sebuah kehidupan yang begitu sempurna tersembunyi di tempat ini. Hidup penuh senyum, kedamaian, dan kesempurnaan. Semua keindahan yang tak terungkapkan dengan kata-kata kami temui di sini. Pagi yang ramah, siang yang cerah, dan malam berbintang selalu menemani. Teriring indahnya senyuman orang-orang yang selalu menemani. Genggaman erat sahabat yang takkan pernah terlepas.
Sedih rasanya menyadari bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa suatu saat kami harus meninggalkan semua ini. Meninggalkan senyuman tulus sahabat-sahabat kami di sini. Pergi, dan tak akan kembali. Pergi, dan tak kan bertemu lagi, untuk selamanya.
warna seperti menghilang di kota ini
hitam dan putih masa lalu
telah membisu
semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
masih menari disini
langkahmu yang telah pergi
udara kini berubah
di kota mati
seperti kisah masa lalu
kini membisu
coba dengarku berbisik
suara yang tlah mengering
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
coba dengarku berbisik
suara yang tlah mengering
masih bertahan sisa mimpi mimpiku
di kota ini
kini bertahan sisa mimpi mimpiku
di kota ini
semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
Di jogja lagi. Kembali ke kota mati. Kembali ke kehidupan nyata untuk sejenak menghentikan mimpi tentang surga di dunia. Meninggalkan kehidupan seperti mimpi yang kutemui di sebuah desa kecil seperti ini.
Tak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa ada sebuah kehidupan yang begitu sempurna tersembunyi di tempat ini. Hidup penuh senyum, kedamaian, dan kesempurnaan. Semua keindahan yang tak terungkapkan dengan kata-kata kami temui di sini. Pagi yang ramah, siang yang cerah, dan malam berbintang selalu menemani. Teriring indahnya senyuman orang-orang yang selalu menemani. Genggaman erat sahabat yang takkan pernah terlepas.
Sedih rasanya menyadari bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa suatu saat kami harus meninggalkan semua ini. Meninggalkan senyuman tulus sahabat-sahabat kami di sini. Pergi, dan tak akan kembali. Pergi, dan tak kan bertemu lagi, untuk selamanya.
Tuesday, August 14, 2007
10:17 PM
Post a Comment