Versi Rapi
Day 18: NGRAMBE
Waktu pertama kali dengar nama itu disebut Ibu tentang tempat membeli tanaman hias, aku ngerasa nama Ngrambe nggak asing lagi di telinga. Setelah aku ingat-ingat lagi, ternyata benar, Ngrambe tuh kan daerah asalnya Kak Bety, kakak angkatanku. Itu tuh, waktu ketemu doi pas pemberangkatan, samar-samar kudenger Kak Bety nyebutin nama Ngrambe sebagai daerah asalnya.

Tentang Ngrambe, daerah ini terletak tepat di kaki gunung Lawu. Jadi kalau kita berdiritepat di tengah-tengah perempatan pasar Ngrambe, kita bisa dengan jelas menikmati pemandangan gunung Lawu dan merasakan tiupan angin gunungnya. Btw, siapa juga yang mau berdiri di tengah-tengah perempatan pasar Ngrambe, bisa-bisa remuk tulang dilindas bus Andy's Kencana ^_^

Dari Kedung Prahu tempatku tinggal, Ngrambe tuh masih lumayan jauh ke selatan. Kalau dari Walikukun, kita tinggal mengikuti jalan besar lurus ke selatan. terus ke atas, kira-kira 12 km sampai jalan lurusnya abis, di ujung situlah Ngrambe.

Walaupun terletak di ujung atas, daerah Ngrambe tuh ternyata jauh lebih maju dari Kedung Prahu. Maklum, letaknya lumayan strategis, di tengah-tengah jalur alternatif Jogorogo-Sragen.
Nah, sekedar informasi, kalau-kalau ada dari kalian yang KKN di Widodaren lagi, dan bingung mau cari tanaman hias seperti kami, dari perempatan pasar Ngrambe kalau kita pilih jalan ke barat menuju Sragen, disitu banyak rumah-rumah yang jual tanaman hias. Awalnya sih kami kebingungan nyari dagang tanaman hias, soalnya dari luar nggak kelihatan kalau rumah-rumah itu menyediakan tanaman hias. Tapi begitu ketemu tempatnya, baru deh kami sadar, ternyata di belakang rumah-rumah tersebut terdapat kebun-kebun kecil tampat membiakkan tanaman hias. Lumayan lengkap, dari bunga-bunga macam mawar, bunga lilin, melati, hingga euphorbia dan tanaman obat juga ada. Sampai bingung kami memilihnya. Setelah pilih-pilih sampai 1 kardus, akhirnya kami putuskan untuk berhenti memilih, mengingat duit pas-pasan yang kami bawa. Pengen sih sebenernya kami borong lebih banyak lagi. Tapi ternyata duit alokasi program yang 50 ribu itu cuman dapat membeli satu kardus tanaman. Apa boleh buat, kami putuskan untuk cabut dari sana.

Waktu makan Es Teler deket pasar Ngrambe, tiba-tiba kami punya ide brilian, kenapa nggak mengerahkan teman-teman kami yang tinggal di sini saja, buat menambah suplai tanaman? Maksudnya temen-temen Vivi or Danang, yang berasal dari sini. Sapa tau mereka punya usaha tanaman hias kan kami bisa beli murah, gitu.Kontak sana-sini ternyata ada temen SMA Vivi yang punya usaha taneman. Sayangnya orangnya lagi gak di rumah, waktu itu. Akhirnya gue teringat, gue kan punya kenalan di sini! Hehe, itu tuh, yang waktu pemberangkatan nawarin buat mampir.Hehe, isenk aku sms Kak Bety buat nanya-nanya tentang tanaman hias. Maksudnya mancing, sapa tau dia punya usaha taneman, en kami ditawarin gratis, gituh,hehe..Eh, ternyata sms balasan yang datang bunyinya serem banget. "Kamu datang aja ke kantor polisi Ngrambe, minta ketemu sama Pak Warno, ayahku. Minta bantuan aja sama beliau" Kantor pulisi, nggak deh, makasihh..

Akhirnya abis minum es teler, kami berempat turun ke Widodaren. "terpaksa" nih, besok ke Ngrambe lagi, soalnya satu kardus taneman tuh jelas-jelas belum cukup buat membangun sebuah taman SD.

Pulang dari Ngrambe kami langsung lurus ke Kauman nganter pulang Tika. Eh, ternyata anak-anak lagi pada main bola. Langsung deh, masih dengan jeans dan kaos elngan panjang, kami gabung buat main bola. Huff, hari yang melelahkan.

O ya, malamnya kami bantu-bantu anak Kauman ngajar di Paldaplang. Konyolnya, WB di Paldaplang tuh cuman 10 orang, sementara kami satu unit ke sana semua 17 orang. Jadi deh lebih banyak gurunya daripada muridnya. Jadi satu orang WB di-handle 2 guru,hehe..Jam 9 malam abis ngajar di Paldaplang, kami semua pergi ke Walikukun. Malam-malam ke Walikukun, udah jelas tujuannya cuman satu:Angkringan!! Berdesak-desak kami nongkrong di angkringan, sambil berbagi cerita yang telah terlewati selama KKN...
Saturday, July 21, 2007
2 comments :