Versi Rapi
ANYWHERE
Satu hari lagi kubuang percuma. Satu hari lagi pergi dari waktuku. Satu hari lagi lepas tak berguna. Menambah panjang catatan hari-hariku yang hilang tak bermakna. Dan tak ada yang berubah. Tak ada yang rusak. Tak ada yang peduli. Tak ada yang terugikan. Tak ada yang mencariku. Tak ada yang kehilanganku. Dunia tak berubah tanpaku. Dunia tak memerlukanku.
Saat matahari mulai terlihat, aku berada di sini. Tak ingin terbangun dari mimpi ini. Tak ingin terbangun, tak ingin bergerak karena aku tahu semua sudah terlambat. Sudah terlambat untuk melakukan semua yang ingin kulakukan. Terlambat untuk semuanya. Aku cuma ingin diam, duduk di atas kasurku. Dan diam. Saat matahari telah tinggi, aku masih di sini. Sendiri. Di tempat kau tinggalkan aku. Tak ada yang mencariku. Tak ada yang membangunkanku. Tak ada yang memerlukanku. Tak ada yang mencoba melepaskanku dari perih ini. Tak ada yang peduli.
Dan akupun tak peduli. Akupun tak ingin peduli. Aku tak ingin tahu semuanya. Aku tak ingin tahu bahwa mereka tak menginginkanku, walaupun sebenarnya aku benar-benar tahu tentang semua itu. Walaupun sebenarnya aku sadar akan semua itu. Walaupun sebenarnya aku sadar bahwa mereka tak ingin peduli padaku, tak ingin berada didekatku.
Aku ingin pergi dari sini. Aku ingin meninggalkan semuanya. Tak ada lagi yang kubutuhkan di sini. Tak ada lagi yang membutuhkanku di sini, tak ada lagi yang bisa kulakukan di sini. Tak ada lagi. Aku ingin pergi dari kota ini. Aku ingin pergi kemanapun, ke suatu tempat, tempat di mana tak ada satupun yang memerlukan alasan. Tempat di mana tak ada pembedaan, meskipun semua berbeda. Tempat di mana setiap orang tidak melakukan semua demi kepentingan sendiri. Tempat dimana semua melihat seseorang apa adanya, melihat seseorang dari hatinya, bukan dari fisik atau materi.
Karena aku benci kota ini. Karena aku hancur oleh kota ini. Karena ini bukanlah tempat yang kucari. Karena tempat ini bukan untukku. Dan aku tak ingin terbawa. Aku tak ingin terpengaruh oleh kota ini. Aku tak ingin menjadi seperti mereka.
Friday, February 25, 2005
No comments :

Post a Comment