Versi Rapi
Menjangan, Surganya Para Snorkeler


Entah sudah berapa lama saya tinggal di Bali, tapi malah baru tahu tentang spot snorkeling yang satu ini. Iya sih memang, Pulau Menjangan ini baru mulai booming menjadi salah satu tujuan utama bagi para pecinta bawah laut. Sebelumnya sih saya cuma mengenal pulau yang berada di utara Pulau Bali ini sebagai tempat peribadatan umat Hindu di Bali. Masyarakat di sini biasanya cuma sekedar menyeberang ke pulau ini untuk mengunjungi pura yang ada di sana. Siapa sangka ternyata di bawah laut yang biasa mereka lewati  terdapat salah satu pemandangan bawah laut terindah di Indonesia.

Akhir bulan April kemarin akhirnya saya berkesempatan untuk mengintip sedikit keindahan bawah laut pulau itu. Kali ini saya nemu partner di forum yang kebetulan pengen ke sana. Mereka saja bela-belain datang dari Jakarta cuma untuk pergi ke pulau ini, masa iya saya yang tinggal di Bali malah nggak pernah ke sana. Jadilah kami janjian, kopdar, dan kemudian berangkat bareng.

Pagi itu, sebelum subuh kami berangkat, start dari kota saya di Tabanan. Partner saya, Bella dan adik laki-lakinya, malam sebelumnya menginap di Tabanan dengan maksud sekalian menyicil perjalanan ke Menjangan. Maklum, jika ditempuh langsung dari Kuta, perjalanan darat menuju ke Pulau itu bisa mencapai 5 jam sendiri. Sementara kalau dari Tabanan, sekitar 2,5 sampai 3 jam saja.

Sekitar Pukul 4 pagi kami berangkat menuju Pelabuhan Banyuwedang. Pelabuhan ini terletak di kawasan Taman Nasional Bali Barat, sekitar 20 menit dari Pelabuhan Gilimanuk. Sebenarnya di kawasan TN Bali Barat ini terdapat 2 buah pelabuhan kecil menuju ke Menjangan, yaitu Pelabuhan Lalang dan Pelabuhan Banyuwedang, yang letaknya saling terpisahkan sekitar 15 menit perjalanan. Bedanya, Pelabuhan Lalang itu pelabuhan yang memang dikhususkan untuk wisata, sementara Pelabuhan Banyuwedang biasa digunakan oleh kapal-kapal nelayan, walaupun ada juga beberapa tour agent yang menggunakannya untuk mengantar tamu. Sengaja kami berangkat sepagi itu dengan perhitungan agar dapat sampai di Pelabuhan sekitar pukul 7 pagi. Untungnya kami menggunakan mobil pribadi, jadi waktunya bisa fleksibel. Sebenarnya kalau mau nekat menggunakan transportasi umum sih bisa aja. Tinggal naik bus jurusan Denpasar-Gilimanuk, start dari Terminal Ubung atau Mengwi. Turun di pertigaan besar ke arah Singaraja, tepat sebelum masuk Pelabuhan Gilimanuk. Busnya ada setiap jam selama 24 jam dengan tarif 25ribu. Kemudian dilanjutkan dengan naik ojek ke Pelabuhan Lalang atau Banyuwedang. Sementara pulangnya yang agak ribet, karena sama sekali nggak ada kendaraan umum dari kedua pelabuhan tadi ke Gilimanuk. Termasuk ojek. Satu-satunya jalan ya minta kontak tukang ojek yang bisa menjemput ke pelabuhan tersebut. Tapi menurut saya nggak praktis, karena busnya jalannya lambat dan sering mampir berhenti menunggu penumpang. Jauh lebih praktis jika menyewa kendaraan sendiri.

Untuk paket menyebrangnya sendiri, kalau dari Pelabuhan Lalang dikenakan biaya all in sekitar 300ribu per orang, plus snorkle gear, makan dan guide. Sementara kalau dari Banyuwedang, tarifnya sekitar 400-500ribu per kapal, tergantung skill tawar-menawar sama nelayannya, belum termasuk kelengkapan lainnya.

Singkat cerita, sekitar setengah sepuluh pagi akhirnya kami sampai di Pulau Menjangan. Pulaunya sendiri nggak terlalu spesial, karena hampir nggak ada apa-apa selain semak belukar yang memenuhi seluruh pulau. Dan jangan kaget, seperti biasa, sama sekali nggak ada wisatawan lokal di sana, selain kami. Sisanya bule semua. 






Karena pemandangannya nggak terlalu menarik, kami putuskan untuk cepat-cepat saja masuk ke dalam air. Spot snorkling pertama berada di dekat-dekat pulau. Di spot pertama ini saya hampir kecewa karena terumbu karangnya nggak bagus. Datang dengan ekspektasi yang wow dari kabar-kabar tentang terumbu karang yang indah di sini, saya cuma menemukan terumbu-terumbu kecil dan jarang-jarang. Tetapi tetap saya coba untuk sedikit eksplore. Beberapa saat kemudian saya sadar, ternyata andalan dari spot pertama ini bukanlah terumbunya, melainkan ikan-ikannya! Di perairan dekat-dekat pulau, saya temukan puluhan jenis ikan yang berbeda! Mulai dari ikan-ikan kecil sekelas ikan teri, ikan-ikan hias dan nemo yang berwarna-warni, sampai ikan-ikan sebesar kaki orang dewasa. Bentuknya pun unik-unik, beberapa malah baru saya lihat pertama kali di sini. Sayangnya ikan-ikan di sini masih belum terlalu jinak. Dengan sepotong besar roti di genggaman pun mereka tidak langsung datang mendekat.

Sekitar 1 jam berkubang di dekat dermaga pulau, kami putuskan untuk lanjut ke spot kedua. Kali ini pemandangan bawah lautnya sama sekali nggak mengecewakan. Bahkan bisa dibilang melebihi ekspektasi. Bagaimana tidak, sejauh mata memandang dasar lautnya terlihat penuh dengan aneka terumbu. Nggak tanggung-tanggung, terumbunya berwarna-warni dan masih hidup! Dan hebatnya, satu jam saya berenang  lurus menyusuri garis pantai pulau itu tanpa bolak-balik, hamparan terumbu selalu terlihat, seolah nggak ada habisnya! Nggak percaya, cek sendiri foto-foto yang sempat saya ambil.

Foto-fotonya rada burem sih. Maklum, cuma pakai kamera hp yang dibungkus dengan outdoor case. Dompet belom kuat beli underwater case untuk kamera, hehe.












Sekitar pukul setengah dua siang kami kembali ke Pelabuhan Banyuwedang. Buat kami waktu 5 jam cukup lah untuk bermandi-mandi di sana. Tapi kalau kalian bener-bener addict sama yang namanya bawah laut, bisa dipastikan butuh waktu seharian untuk menghabiskan seluruh sudut indah bawah laut pulau itu.


Wednesday, May 22, 2013
No comments :

Post a Comment